Minggu, 21 Januari 2018

SBY Minta Umat Islam Indonesia Patahkan Islamophobia

Tangerang -- Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY meminta umat Islam di dunia memberi teladan yang baik kepada dunia. Hal ini dilakukan demi menangkal gelombang ketakutan terhadap Islam atau islamophobia yang terjadi di banyak negara.

"Islamophobia di dunia ini mulai bergerak kemana-mana. Ini harus dipatahkan, dihentikan, harus dilawan. Caranya, kita sendiri harus aktif menyampaikan pada bangsa-bangsa di dunia bahwa Islam tidak seperti itu," ujar dia, dalam pidatonya pada Sarasehan Internasional Kiai dan Alumni Pesantren Darussalam Gontor serta Milad ke-50 Pesantren Daar El-Qolam, di Tangerang, Sabtu (20/1).


Ia mengatakan, islamophobia yang terjadi saat ini karena adanya anggapan bahwa umat islam itu jahat. Anggapan itu tak lepas dari keberadaan segelintir oknum yang mengatasnamakan umat islam yang melakukan kesalahan.



"Bahwa ada sebagian umat Islam yang salah, tapi jangan dianggap Islam itu ajarannya buruk, umatnya buruk. Agama lain, umat lain juga ada yang melakukan kesalahan di banyak tempat," cetus dia, yang juga menjabat Ketua Umum Partai Demokrat.

SBY menambahkan, contoh ajaran Islam yang sebenar-benarnya yang harus ditunjukkan umat Islam Indonesia kepada dunia adalah Islam yang sesuai dengan firman Allah, hadist Nabi Muhammad S.A.W, dan fatwa ulama.

"Kalau itu dijalankan, maka gelombang islamophobia makin berkurang," ucapnya.


Dia mencontohkan dengan dirinya sendiri. Ketika masih menjabat sebagai Presiden RI, dirinya pernah berpidato di luar negeri dan menyatakan bahwa ia adalah seorang muslim. Hal itu bertujuan agar menunjukan bahwa Islam sebenarnya tidak buruk.

"Dengan saya menyebutkan saya seorang muslim, ketika mereka mendengar pidato saya, mengerti apa yang saya lakukan, mereka mengatakan ternyata tidak benar bahwa Islam itu jelek, Islam itu jahat, Islam itu buruk," tutur dia.

Selain itu, SBY meminta agar gelombang Islamophobia ini tidak terjadi di Indonesia. "Di Indonesia jangan sampai ikit-ikutan membenci Islam. Ini salah besar. Tiba-tiba di negaranya sendiri ada gerakan tidak suka sama Islam. Ini kebalik-balik," tandas dia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan soal nilai-nilai Ponpes Gontor.

Diketahui, Ponpes Gontor memiliki empat moto, yakni berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.


Moto ini, kata Lukman, mesti diterapkan para alumninya demi mengedukasi umat agar tidak terjebak pada pertentangan sesama umat muslim yang sia-sia. Misalnya, perdebatan soal pandangan peribadatan atau khilafiyah.

"Sehingga umat tidak terjebak pada pertentangan yang tidak esensial, pertentangan yang sifatnya khilafiyah. Kemudian umat ini mampu memili enerji dan sumberdaya yang dimilikinya digunakan untuk hal yg lebih produktif," tandas dia.
Way2Themes